FPI Aceh Kesalkan Tindakan Presiden Jokowi Yang Tidak Padulikan Aspirasi Umat Islam
Mudhiatulfata.net, Banda Aceh - Front Pembela Islam (FPI) Aceh sangat menyesalkan serta mengecam keras atas sikap Bapak Presiden Republik Indonesia, Jokowi, yang dianggap tidak menjalankan negara sebagaimana mestinya atau melepaskan tanggung-jawabnya terhadap rakyat yang ingin mengungkapkan aspirasinya.
Berikut ini bunyi petikan dari FPI Aceh yang dikirim oleh Panglima MADAR LPI Aceh, Tgk Achmad Shanjy ke redaksi mudhiatulfata.net, 9 November 2016.
Kami mewakili Ulama Aceh dan FPI Aceh
mendesak Bapak Presiden Jokowi harus bertanggung jawab atas penyerangan ummat
Islam dengan gas beracun pada aksi bela
islam tanggal 4 November 2016 di depan istana negara.
Kami sangat kecewa dengan sikap Presiden Jokowi
yang tidak peduli dengan tuntutan rakyat untuk menghukum Penista agama. Apakah Jokowi
tidak pernah mengetahui bahwa seluruh Indonesia terjadi unjuk rasa yang
dilakukan oleh ummat islam yang menuntut Ahok agar diproses secara hukum dengan
cepat, dan MUI pun sudah mengeluarkan fatwa bahwa perkataan Ahok telah menghina
Al-Quran.
Wahai Bapak Jokowi, yang demo datang di berbagai
daerah menuntut Ahok itu bukan berkepentingan dengan Pilkada atau tidak ada
urusan dangan kepentingan politik tapi Kami ummat islam punya hak juga di negeri
ini karena negeri ini dahulu telah diperjuangkan oleh nenek kami dengan darah
dan nyawa maka Anda harus hargai ummat islam. Jangan menganggap Kami “Anjing menggonggong Kafilah
berlalu”.
Jangan si Ahok pendatang yang Kafir tapi dibela mati-matian. Ini membuat Kami menjadi ragu ada apa Bapak Jokowi dengan Ahok, apakah
ada hubungan saudara atau hubungan lainnya?
Dan juga kami kecewa terhadap pada kabinet era
Jokowi sekarang yang tidak menyampaikan kepada presidennya bahwa ummat islam
seluruh Indonesia sudah sebulan menyuarakan agar Ahok segera ditangkap.
Apakah bapak telah menutup mata dan telinga
terhadap kemauan ummat islam dan kemarahan ummat islam karena keterlambatan Jokowi
menangani masalah ini sehingga Kami dari berbagai macam penjuru negeri ini dengan
biaya sendiri turun ke Jakarta untuk menyampaikan tuntutan Kami kepada Presiden.
Kami datang dengan baju putih, mulai dari
masjid tanpa membawa senjata, atau pisau, batu dan lain-lain untuk merusak tapi
kenapa Kami dan ulama dan guru-guru Kami ditembak dengan gas beracun (gas air mata)?
Apakah istana itu milik pribadi Jokowi dan
apakan jalan raya depan istana itu milik pribadi Jokowi sehingga Kami diusir
pakai gas beracun dengan alasan untuk membubarkan massa?
Apakah Kami dianggap Babi liar atau hama yang
bisa diracuni sembarangan?
Kami sangat kecewa terhadap sikap kepolisian
yang tega meracuni ummat islam dengan gas tersebut sehingga ummat islam harus
lari dalam keadaan jatuh dan bangun.
Sungguh biadab, jutaan ummat islam pribumi
tega diracuni hanya demi Ahok Kafir pendatang.
Maka Kami atas nama bangsa Aceh yang telah
menyumbang besar untuk kemerdekaan Indonesia, Nenek Kami tak pernah lelah dalam
melawan Belanda. Nenek kami telah menyumbang Emas untuk beli Pesawat Terbang
agar Soekarno bisa keliling dunia untuk diplomasi.
Ketahuilah, yang beli Pesawat dengan
nama Seulawah itu bukan Nenek si Ahok tapi Nenek Kami maka Kami tidak bisa
terima di kala Kami warga Aceh sekali-kali datang kedepan istana untuk
menyampaikan aspirasi ummat islam tapi Kami diusir dengan racun sehingga banyak
di antara Kami sakit dan sesak pernafasan. Sungguh biadab.
Maka jangan salahkan Kami jika Kami kecewa
tapi Ahok dan Jokowi yang buat Kami kecewa bila NKRI runtuh bila Binneka Tunggal
Ika ternodai itu adalah keselahan Jokowi yang menutup mata dan telinga saat
ummat islam bersuara.
Demikian isi petikan FPI Aceh yang disampaikan Panglima MADAR LPI Aceh, Tgk Achmad Shanjy. (aj)
Post a Comment