Ini Politisi dan Akademisi Muda Asal Ulee Kareng, Siap Bertarung Di Pileg 2019 Kota Banda Aceh
Mudhiatulfata.net, Banda Aceh – Melakoni 2 peran
sekaligus sebagai politisi dan akademisi mungkin tidak banyak orang yang bisa,
namun dua peran itu bisa dijalani dengan baik oleh Musriadi Aswad, pemuda
kelahiran 25 Agustus 1976 di desa Ilie, Kecamatan Ulee Kareng, Kota Banda Aceh.
Menyandang status anak yatim sejak usia 2 tahun, tak
membuatnya lemah dan menyerah untuk menjalani hidup kedepan. Musriadi Aswad
menamatkan Sekolah Dasar (SD) Negeri 66 Ilie, kecamatan Ulee Kareng, Banda Aceh
(1982-1988). Kemudian melanjutkan ke SLTP Negri 10 Lamteh, Banda Aceh (
1988-1991), selanjutnya lulus di SMA Negri 4 Lam Ujong Aceh Besar, sekarang SMA
Negri 1 Krueng Barona Jaya (1991-1994).
Alumni SMA Negeri 4 ini tak melanjutkan ke bangku
kuliah untuk mendapatkan S1, ia lebih memilih bekerja untuk membantu ibunya
membiayai pendidikan adik-adiknya.
Pekerjaan apa saja ia lakukan , asalkan halal,
seperti kerja bangunan, kernet Labi-labi, penjahit sepatu sampai menjadi
pedagang ayam potong, demi keluarga.
“Awalnya saya
memang tidak fokus bercita-cita menjadi seorang akademisi dan politisi. Sejak
SMP hingga bangku kuliah, saya sangat senang berorganisasi. Dari situlah saya
memiliki jejaring untuk membangun komunikasi dan berorganisasi,”katanya.
Selama 7 tahun jadi pengangguran tidak menyurutkan
mimpinya tuk mengejar gelar sarjana di bangku kuliah. Tahun 2001 atas dorongan
salah seorang Kepala Desa di Ulee Kareng, ia melanjutkan studi kuliah di
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh untuk
mendapatkan S1 nya.
Musriadi Aswad Kader HMI
Semasa kuliah di Jurusan Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh, Musriadi Aswad aktif di Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) serta Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Musriadi Aswad, saat Wisuda di Universitas Serambi
Mekkah Tahun 2006.
Gelar Strata satu (S1) ia dapatkan tahun 2006,
Musriadi lantas melanjutkan studi strata dua (S2) tahun 2008 di Pascasarjana
Manajemen Pendidikan Universitas Syiah Kuala, alhamdulillah selesai 2010. “
Sejak 2011 diterima mengajar di FKIP Universitas Serambi Mekkah,”sebutnya.
Suami dari Yenni Ulfiana Spd.I ini, ayah dari
Muhammad Rayyan (10th) dan Jihan Khansa (6th) ini, Memiliki peluang untuk
melanjutkan S2 kedua kalinya pada Pascasarjana Magister Pendidikan Biologi
Unsyiah pun tidak disia- siakan.
Musriadi Aswad Bersama Keluarganya.
Alhamdulillah sekarang Musriadi tercatat sebagai
mahasiswa Program Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Medan (
Unimed). Musriadi Aswad, saat membimbing Skripsi Mahasiswa S1
FKIP Pendidikan Biologi Universitas Serambi Mekkah.
Dalam berorganisasi ada beberapa jabatan strategis
yang di jabat oleh musriadi aswad di antaranya wakil presiden mahasiswa
Universitas Serambi Mekkah, Bendahara Umum HMI Cabang Kota Jantho, Wakil Ketua
DPD KNPI Banda Aceh, Pengurus KAHMI Aceh, Ketua Aceh Institute Learning dan
sekarang Wakil Sekretaris DPD I KNPI Aceh
Musriadi Bersama PAN
Didalam politik Musriadi mulai bergabung dengan partai
mulai tingkat bawah yaitu Dewan pimpinan tingkat ranting (DPRt), Ketua DPC PAN
Kecamatan Ulee Kareng, Ketua DPD BM PAN Banda Aceh, Wakil Sekretaris DPW PAN
Aceh, Sekretaris DPW BM PAN Aceh dan sekarang Sekretaris DPD PAN Kota Banda
Aceh, baginya berpolitik itu silaturahmi dan ber- Partai Amanat Nasional kita
bersaudaraku.
Menurut Musriadi, "kualitas seorang anak muda
ditentukan ketika dia berani berbicara hal yang besar, dan mau ambil bagian
dalam hal tersebut. Berpolitik pada dasarnya adalah wujud dari budaya demokrasi
itu sendiri. Demokrasi menuntut kebebasan seseorang, namun bebas yang
bertanggung jawab.
Generasi muda bebas untuk berpolitik, tetapi harus
memperhatikan tanggung jawabnya, yaitu berpolitik untuk memajukan negara. Kita
adalah generasi muda yang menjadi pilar bangsa ini. Apakah kita hanya mau
berdiam diri dan hanya menjadi penonton setia, ataukah kita maju menjadi agen-agen
perubahan bangsa ke depan?
Musriadi Aswad bersama Walikota Banda Aceh,
Aminullah Usman
Partai politik tak boleh dijauhi, melainkan harus
didekati dengan masuk ke dalamnya. Pasalnya, parpol adalah pilar utama alias
tulang punggung utama demokrasi. Apabila partai politiknya bagus, bagus pula
pemerintahannya. Dia mencontohkan soal rekrutmen kepala daerah yang didominasi
partai politik. Begitu juga seleksi sejumlah pimpinan lembaga ada di tangan
partai politik melalui perwakilannya di parlemen.
Musriadi Aswad bersama Ketum PAN, Zulkifli Hasan
Makin banyak politikus muda yang sukses, tentunya
akan berdampak baik juga pada dunia politik ke depannya. “Apalagi, saat ini
perlu orang-orang yang menginspirasi dan menjadi teladan dalam dunia politik,
agar masyarakat, terlebih generasi muda, tidak lagi antipati terhadap dunia
politik. [yma]
Post a Comment